Minggu, 18 Juli 2010

Bali, Bandung


Akhirnya pulang juga...

Meeting Senin ini TIBA-TIBA dibatalkan karena si produser TIBA-TIBA harus shooting video klip, dan gue cuma sutradara nestapa yang tak punya suara membantah semua TIBA-TIBA ini.

Gue pundung, mengungsi ke Bali.

Baliku bukan nun jauh di sana, di mana si pretty woman makan, berdoa, dan bercinta. Di mana Yasmin Ahmad menulis semua skripnya. Baliku ada di sini, di pengkolan sebelah SMA.

Di Jalan Bali, Bandung tercinta.

Sudah lama tidak menikmati indahnya nyetir tanpa AC dan segarnya menghirup udara Pasteur. Jakarta is hell compared to Bandung. Kecuali akhir pekan tentunya, karena semua penghuni neraka pada tamasya ke Bandung.

Walaupun di luar tol gue langsung disambut billboard besar bapak walikota dalam baju dinas putihnya lengkap dengan berbagai tanda jasa. Seakan-akan senyum di wajahnya akan mampu meningkatkan tingkat kedatangan para turis dan biaya majang senyumnya lebih murah daripada memperbaiki jalan bolong-bolong se-Bandung raya.

Tapi senyum bapak walikota tidak membuatku kurang mencintai Bandung mengingat ritual tiap pagi di Bandung:

- Bangun pagi, langsung melatih jantung memakai sepatu jogging pink ungu-ku yang sudah lama tidak diajak berlari
- Masih keringetan, pijit seluruh badan di Jarima (Jari-Jari Mantap)
- Sarapan roti bakar (plus bubur ayam) Mau nambah kupat agak malu karena bau minyak GPU
- Mandi wangi di shower air panas dan melintasi kamar tanpa busana
- Nyamperin Mak gondut di kamarnya untuk konsultasi teknologi: bikin file word mak gondut jadi rata kanan kiri, dan sign in account facebook mak gondut
- mengangguk-ngangguk seakan ngerti pas Mak gondut curhat panjang lebar.

Sudah 3 bulan ini Mak Gondut takut ke mana-mana, ngeri dijambak ama adiknya. Mak Gondut dituduh menipu duit adiknya dan ada maen ama suaminya.

What?

Stranger than fiction.

Emang gue curiga gue nih ada keturunan gila. Makanya harus rajin berdoa setiap pagi biar gue tetap tampil cantik jelita mempesona dan menjauhkan gen-gen gila dari penglihatan calon suami potensial. Biarlah nanti saja dia tahu kalau sudah terlanjur cinta gua.

- berdoa, zzzzzzz... malah ketiduran. Ganti bernyanyi dan baca mazmur. Agar kulit tetap bercahaya dan suara tetap mempesona.
- ngebalesin email, tapi Mak Gondut sambung curhat lagi sepanjang masa.

Curhat ibu kepada beta ... tak berakhir sepanjang masa
Hanya didengar, tak harap mendengar
Bagai DPR menyikapi dunia


"Anggap aja ini berkat Tuhan biar mami gak sombong," kata gue memotong.

Dor!

Sehabis itu Mak Gondut gak curhat lagi. Males dikotbahin gue.

Gantian papi yang kena tulah sementara gue makan ikan teri balado porsi ke dua yang disambal bersama terong full bawang.

Muka papi terkesan mendengarkan, berkat latihan bertahun-tahun dalam bahtera perkawinan.

Semoga bokap gue dikaruniai umur panjang =D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar