Minggu, 04 Juli 2010

10001 Executive Producers + 1 Lover

Viral marketing is so last year. It is now time for viral financing.

"Lo bisa jadi salah satu dari 10 ribu orang beruntung yang berkesempatan mendanai film gue berikutnya. Dengan hanya 100 ribu rupiah, nama lo akan ditulis di semua poster 'Demi Ucok' sebagai executive producers, masuk Museum Rekor Indonesia, dan lo akan diundang ke acara gala demi ucok yang diberi judul 'see the music, hear the movie'..."

OK... i know this sounds a bit dewi lestari, but i cannot find a better line than that.

Acara gala ini adalah kolaborasi layar tancap 'demi ucok', konser homogenic, dan beberapa tukang bajigur, bubur ayam, dan roti bakar paling enak se-bandung raya.

That was my big mouth blabbing di salah satu acara yang diadakan di sebuah padepokan mini indonesia. Padahal hal ini belum boleh bocor sampai september, setelah semua sponsor fix.

Tapi kettika 4 orang yang baru saja gue kenal memberikan gue seratus ribuan, gue mau tak mau jadi terharu biru.

"Pokoknya gue nomor 13, " kata oming oke. Dia memaksa memberikan duitnya saat itu juga, takut nomor saktinya kerebut orang.

"Gue nomor 88," kata Cina Coon tanpa memberikan uang dulu. Curiga duitnya gue beliin martabak keju, instead of bikin film.

"Nomor 8888 aja, lebih banyak delapannya," kata Sali yang paling mengerti cina.

"Nggak ah. Gua cukup 2 delapan aja," kata Cina Coon, membuat gue makin cinta.

Memang cewe2 jaman sekarang udah pada gak punya mata. Masa cowo sekeren ini dibiarkan menjanda tanpa pasangan hidup?

Karenanya, di demi ucok ini, kami punya 3 misi mulia:

1) mengumpulkan 10oo1 executive producers yang akan memodali kami bikin film ter-belagu dalam sejarah perfilman Indonesia (so far udah ada 20 korban, tinggal nyari 9980 lagi)

2) mencarikan jodoh untuk Cina Coon (either lelaki maupun perempewi, aku rela... asal Cina bahagia)

3) mencarikan lelaki yang dapat menafkahi lahir batin sang sutradara, agar dia bisa hahahihi bikin film ke-tiga tanpa direcoki Mak Gondut : "kawinlah kauuuuu...."

Misi pertama dan ke dua sepertinya gampang terlaksana. Karenanya misi ke tiga akan menjadi parameter paling penting dalam mengukur keberhasilan proyek film ini.

Biasanya sutradara kalau gak jadian ama produser, pasti ama aktor.

Sayangnya produser kali ini wanita, jadi haram dinikahi menurut fatwa HKBP.

Eh... tapi doi batak sih. Mak gue kan nyuruhnya gue nyari Batak, gak bilang cewe apa cowo.

Ah tapi serem gue. Doi cantik sih, hanya ke mana-mana bawa pisau booo... akibat keseringan nonton Buser dan teracuni betapa kejamnya ibu kota. Bisa-bisa gue ntar ditikam kalo ketahuan selingkuh.

Jadi harapan kita untuk menunaikan misi ke tiga sebagai sineas muda Indonesia tinggal mencari aktor yang berdada bidang, agak Batak, dan halal dinikahi sutradara.

Casting kemarin cukup memberi harapan. Walaupun banyak bintang muda berbakat Indonesia yang menolak casting kalau nggak pasti dapet perannya.

Haloooow! Tom Cruise aja masih casting lhooo di hollywood sana. Don't they know there is this such thing that is called chemistry? Walaupun lo aktor terkenal tetep aja harus dicasting.

Tapi tak apa-apalah. Gue jadi tak perlu ngabisin waktu dengan the snobby ones. Masih banyak the jason mraz type di Jakarta. The type yang gelasnya setengah penuh. The type who sees himself in five years not as the most famous actor in Indonesia, but simply as someone five years older... and hopefully wiser. Exactly the type i love.

Too bad he's 175 cm. Semoga bisa diakali kamera.

This type makes me wish I was 5 cm shorter and 15 kg lighter.

God, I love my job.

2 komentar:

  1. booo..lo dah casting ajyaaa? doohhh.. gw pengen ikutan doong.. siapa tau ada mas2 jawa yang nyasar di lokasi casting :D hahaha

    BalasHapus
  2. senin pagi tercerahkan dgn bayangan mas-mas ganteng berdada bidang... *sluurp* *mumpungsuamikerja* btw..tinggi lo berapa tid? emang 180? tinggi amit!

    BalasHapus