"Nanti kita roadshow... Trus masuk ke channel movies... Atau jadi copro aja semua karyawan... Atau mau talkshow? ... Mau kota apa? You name it. TV lokal kita ada di semuanya... Kita butuh content... Dan konsep kalian menarik sekali... "
Sebuah pintu pelan-pelan terbuka.
Pelan-pelan? Kebuka lebar, nona.
"cin(T)a udah pernah ada TV yang beli?"
Pintu lain terbuka.
"Mau PIN BB Julia Perez?"
Sekarang jendela.
Dan semuanya terbuka bukan karena gue kenal siapa atau bapak gue siapa.
Suatu sore yang mendung, Sunny Soon pergi sendirian naik kereta ke UI membawa 10 poster. Sementara Mama Sammaria di Medan bertemu pejabat ini dan orang kaya itu yang katanya akan mendatangkan uang berjuta-juta. Kerjaan gak penting biar Sunny aja.
Setelah nanya sana-sini, minta izin sana-sini, akhirnya Sunny menempel poster di halte bus dan stasiun kereta. Kalau di gedung, izinnya harus per fakultas.
Tes. Tes.
Hujan semakin mengancam.
Sunny Soon berlari-lari kencang ke sebuah gedung bernama Fokasi UI yang kepanjangannya pun dia tak tahu apa. Tadi ada yang bilang bagus kalau tempel di sana.
Plok. Sunny cepat-cepat menempel, takut keburu hujan. nanti Sunny gak bisa pulang. Masih banyak kerjaan. Bisa-bisa Mama Sammaria marah-marah kalau gak beres.
Poster itu ditempel walau mungkin sebentar akan dicabut lagi.
Mana Sunny tahu kalau sebelum dicabut, posternya sempat dibaca petinggi TV.
Sekali tempel, dua tiga pintu terbuka.
His every little step counts.
His every little step teaches Mama Sammaria there is no such thing as little steps. Just move your butt, even at the time it seems like worthless.
Yuk nempel poster yuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar