Selasa, 20 September 2016

Misteri Milo

"Kalau Atid nanya mau sesuatu gak, berarti itu dia yang mau," kata Indri kepada Sally.

"Kata Indri, kalau lo nanya mau sesuatu gak, berarti lo yang mau," jawab Sally ketika gue bertanya Sally mau milo nggak.

Bah.

Langsunglah kubuat milo sendiri, gak nawar-nawarin lagi diiringi cekikikan mereka.

Entah siapa yang naro milo di sini. Padahal gue sudah berjanji tak akan ngemil coklat lagi. Apalagi coklat milik perusahaan kaya raya berladang soya segede Eropa.

Dulu Milo-Milo ini ada di dapur bawah. Gue bawa ke atas agar dihabisin sama anak-anak di kepompong.  Tapi tiap mereka minum, gue tergoda cicip sedikit.

Untungnya tinggal dikit. Jadi besok gue bisa lanjut hidup bebas coklat.

Taunya besoknya jumlah milo mendadak bertambah. Plus beng beng tiga kotak.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Papi.

"Ah nonanya kan kalau gak mau gak akan ngambil," kata Papi ketika gue minta jangan beli milo lagi.

Pantaslah aku gondut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar