"Tid... Tid..." teriak Mak Gondut dari lantai bawah.
Dengan langkah malas gue bangkit dari kasur, turun ke bawah. Mau apa lagikah mamakku kali ini? Dianterin ke stasiun? Facebook salah password? Gak bisa post instagram?
Gue menghampiri Mak Gondut yang sedang berdiri di antara lautan ulos yang baru saja dia keluarkan setelah belasan tahun mengendap di lemari. Si Siti berjongkok di bawah sana melipat-lipat dan memisahkan ulos sesuai telunjuk Mak Gondut.
"Mami mau jual tanah mami... ada sisa uang 6M. Kita bikin museum kaya Madame Tussaud aja, Tid?"
Bah.
"Mana cukup 6 M bikin museum Madame Tussaud. Mending Mami bikin Mak Gondut Center," jawab gue asal.
"Oh gitu? Apa isinya?" tanya Mak Gondut lebih tertarik mendengar namanya menggantikan madam entah berentah.
”Ya buat film, acting, teater... apalah yang bisa bikin film kita lebih baik. Bisa makai talent sekitar. Atau kalau Mami mau stand up ama teman-teman mami lansia juga bisa."
"Gak cukup kalau sekalian kita bikin film?" tanya Mak Gondut.
Barulah gue melek. Gak percaya dengan pendengaran gue.
"Mau pakai duit Mami?"
"Ya tapi harus baliklah. Biar nanti kita bisa bikin lagi," katanya.
Bertahun-tahun gue ke mana-mana cari uang buat film, gak dapat-dapat. Kalau dapat, untungnya mau gue bikin Kepompongville biar sementara gak bikin film tetap bisa berkarya bersama talent-talent lokal. Masa dapatnya tiba-tiba begini? Dengan belek di mata dan ulos di kanan kiri?
"Tapi kau cari jugalah duit lain. Biar lebih heboh filmnya. Jangan lewat gitu aja," tambah Mak Gondut mengembalikan gue ke dunia nyata yang terlalu kebetulan untuk dijadikan drama.
Gue malah gentar.
Ini duit emak gue sendiri. Bisa dibeliin rumah, tanah, disumbang ke orang miskin... Dikasih ke si Siti biar si Siti gak perlu ngelipetin ulos di rumah orang. Balik ngumpul ama keluarganya di kampung...
Kenapa harus jadi film?
"Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu," kata Mak Gondut.
Eh, Yesus.
Kalau bukan ini jalannya, tolong jauhkan pembeli-pembeli dari tanah mami. Kalau memang ini, tolong bersama-sama kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar