Jumat, 03 Agustus 2012

Psalm 23

'The Lord is My Shepherd' tertato permanen di lengannya.

Nguik nguik. Gue mulai mendekat penasaran. Siapakah mahkluk homo bertuliskan Mazmur besar-besar di tangannya ini?

Pertama kali dia ngaku homo ke pastornya, si pastor cuma bilang satu hal:

"Be a good gay."

Jadilah dia berbeda dengan homo-homo lainnya yang langsung pahit hati mendengar kata agama, apalagi Tuhan. Bukan karena mereka benci, tapikarena mereka terlalu sering disakit. Jadi lebih baik membenci duluan. 

Thanks to seorang pastor yang gak hobi mengutuk, seekor domba homo gak lari dari gereja.

"A lot of people can hate me, but God doesn't hate me," katanya tenang.

Sebab Tuhan besertaku.

"I am now married to my fimmmaking," katanya on the subject of  pacar.

Dulu dia posesif dan selalu demanding ama pacarnya. Dia kemudian sadar kalau itu hanya sebuah pelarian karena ada ruang kosong di hatinya yang tak terisi sampai frustasi. He was so frustarated with his filmmaking and he threw it to his boyfriend.

Karenanya dia harus menjawab keinginannya sendiri duu. Bikin film.

Sekarang dia punya pacar, tapi bukan prioritas dibandingkan film. Dan dia gak lagi posesif.

Apakah gue harus mencari that hole in my heart? Katanya sih seharusnya diisi dengan Tuhan ya bo.

God is love. So find what you love doing. For me, it's movie making.

Gue langsung membayangkan Seekor domba gendut yang nangis-nangis sendirian setelah jalan di lembah kekelaman. Tiba-tiba sebuah tangan besar dan hangat  membaingkan gue di rumput hijau tebal yang empuk. Domba gendut tidur seharian sambil tersenyum.

Domba gendut bermimpi tentang sebuah cahaya yang datang sore-sore dan membuat bulunya semakin memutih.

I want to tell your story all my life.

Published with Blogger-droid v2.0.6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar