Senin, 06 Agustus 2012

On Distribution

"Indonesia itu selalu ketinggalan beberapa tahun. Jadi lo gak perlu susah-suah nyari inovasi. Lo tinggal google, lihat di Amerika dan China lagi pada ngapain tahun ini, tinggal lo ikutin aja tahun depannya."

But Kickstarter doesn't work in Indonesia.

"Ya tentunya harus diseusaikan dengan culture Indonesia."

Culture Indonesia yang dipengaruhi Internet slow motion, bajakan High Resolution, dan On Line Payment perjuangan.

That's the culture yoou need to adjust to.

Jadi lupakanlah Video On Demand. Selama Kota Kembangbelum jualan kembang dan masih DVD bajakan, dan nyetir ke sana masih lebih cepat daripada streaming film 2 jam, lo gak akan bisa makan dari mengharapkan demand.

"Lebih cepat kok."

Saingan berikutnya ya download-an gratisan.

Damn.

Jadi gimana caranya kita jualan film? 

"You tube udah bisa ada iklan. Lo bikin aja fim-film pendek 4 menitan. Kalau udah banyak yang nonton, lo bisa naro iklan di video atau channel lo."

Tantangan berikutnya adalah waktu: DVD Hollywood bertabur review dan jempol Ebert menumpuk belum tertonton dari Lebaran tahun lalu. Why would we watch some random indie channel?

Maybe solusi negara ini bukan online. Bikin pemutaran reguler biar orang terbiasa nonton.

Pada jaman dahulu kala, di saat bikin film indie mulai merasuki arwah mahasiswa-mahasiswa salah jurusan, Sally bikin acara patontontonton dengan konsep sesama filmmaker saling menonton.  Lama-lama acaranya berhenti karena susah nyari film.

Nyari penonton juga sih. Orang udah cape nonton film gambar goyang2 gak berkonsep dan cerita gak original gak menghibur.

"Di Banyuwangi sekarang tiba-tiba banyak filmmaker baru  dan di sana mereka rajin pemutaran.  Dan yang nonton film emak-emak dan bapak-bapak!"

Aha.

Tinggal mikirin cara biar bisa nyebarin film ke pemutaran di pelosok tanpa harus takut filmnya dicopy dan berakhir di Kota Kembang lagi.

Bikin sistem DCP cinema 21 versi rakyat. Hard Disc harus ada lock-nya dan  ga bisa dicopy.

Ternyata sarjana-sarjana terbaik ITB  sudah diekspor ke luar negeri. Belum ada yang rela research Hard Disc indie.

Sambil menunggu keajaiban, mungkin kita bikin workshop film aja gimana? Mungkin orang sekarang gak mau nonton film gue. Tapi kalau nonton film sendiri, mungkin semangat.

That might be a good way to trigger. Lama-lama kan orang pengen nonton yang lain juga.

Voyeur.

Published with Blogger-droid v2.0.6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar