Rabu, 15 September 2010

Favorite Books

“Sebutkan 5 buku terakhir atau terfavorit yang pernah lo baca,” tanya sepupu salah satu teman yang bekerja di salah satu majalah di Jakarta.

Terfavorit? Banyak bangettt. Naming only 5 of them will provoke a riot in this democracy I call my heart. So I settle with the last 5 aja ya.

#1 What The Dog Saw – Malcolm Gladwell

What The Dog Saw adalah kumpulan tulisan di New York Times. He made statistic interesting.

Yang paling berkesan adalah ‘The Late Bloomers’. Dunia lebih memuja jenius muda seperti Picasso dan Orson Welles. Ternyata ada jenius tipe ke dua seperti Cezanne yang mulai seusia Picasso tapi baru menemukan gayanya di akhir karirnya. Kalau saja the dream team around him nggak support dia 100%, Cezanne pasti udah keburu menyerah pas umur 40-an.

Seperti juga Ben Fountain yang resign di umur 30 dan bermimpi jadi penulis langsung memenangkan penghargaan dengan novel pertamanya. .. 18 tahun kemudian.

Bayangkan kalau si istri gak rela kerja sendiri dan ngatain doi penulis gagal di tahun ke 16.

Tes. Tes. Air mata menetes. Antara iri dan haru. What a lucky guy.

#2 Biografi Rick Warren

“Your life is not about you,” kata Warren mengawali bukunya, The Purpose Driven Life yang mengubah hidup gue, makanya gue penasaran baca biografi dia. Ternyata dosa terbesarnya adalah nabrak bumper mobil orang dan kabur gak bilang-bilang.

Aihhhh kayak gituan dosa terbesar. Kalau kayak gue dimasukkan neraka mana ya nanti?

What I like about him is he doesn’t go and condemn people. He still make friends with people of different stand. Contohnya Melissa Etheridge, the gay singer. Atau Obama deh, biar lebih seru .

Rick Warren: no abortion, no gay marriage. Obama: free choice for abortion, free choice marrying anyone you love. Tapi Rick tetap mau mimpin doa di inagurasi Obama, bukan karena dia setuju dengan Obama, tapi demi unity in diversity booo. Dimulai dari pemimpinnya dong ah.

Padahal awlanya doi cuma niat jadi pastor biasa aja kaya bapaknya. Dia memulai dengan mendirikan the church for people who hates church. Tak sangka gerejanya jadi 25000 orang sekali kebaktian, menjadikan dia pastor paling berpengaruh saat ini. Temen Facebooknya tenar-tenar booooo: dari Tony Blair, Benjamin Natannyahu, sampai Usher.

#3 Biografi Paulo Coelho

“If you want something so bad, the whole universe will consppire to help you,” kata Paulo Coelho di Alchemist: salah satu racun resign gue buat bikin film. My life was a blessing ever since. Eh sebelumnya juga ding. Hanya jadi nyadar aja.

Tak sangka kata-kata bijak ini ditulis oleh orang yang gemar keluar masuk rumah sakit jiwa, a long history of drugs addiction, promiscuous sex with girls (and guys), dan bersahabat dengan berbagai aliran setan.

Gue terbengong-bengong baca biografinya, apalagi abis baca biografi Rick Warren yang too good to be true.

Ternyata orang senista Paulo Coelho juga bisa jadi berkat. Hhhhh... jadi orang kaya gue ini masih ada harapan.

#4

#1, #2, dan #3 masih teronggok di sebelah gue makanya gue inget. Sebelum itu apa ya? I think I need to credit some other writers that really influences me. Not only those I last read. So the other two spots I will give to my favorite writers.

Chuck Palahniuk? Salman Rushdie? Rumi? JD Sallinger? Neale Donald Welsch? Joestein Gaarder?

Akhirnya Chuck Palahniuk , untuk mengimbangi # 1-3 yang terlalu bright. I need one to show the dark side of me.

But which one?

Choke bikin gue menolong orang tanpa ngarep terima kasih.
Survivor bikin gue berhenti merokok.
Diary bikin gue pengen jadi seniman.
Fight club bikin gue bikin Resign Club. Same risk, less blood.

Pusing, gue malah milih Invisible Monsters.

Karena... speechless.

#5 Yang Indonesia donggg.

Banyak banget juga yang keren. Tapi yang semua karyanya gue baca Cuma Pramoedya, Ayu Utami, dan Mira W.

Karena 4 nama pertama beresiko membuat gue terdengar terlalu keren, I need someone to show the true part of me: the drama queen.

Mira W – Seandainya Aku Boleh Memilih.

Si sepupu sampai menanyakan ulang, memastikan gak salah dengar. Seandainya aku Boleh Memilih? Agak janggal diurutkan bersama Chuck Palahniuk dan Paulo Coelho.

Masih untung gue gak kasih tahu dia my actual favorite Mira W.

Cinta Cuma Sepenggal Dusta.

Jreng jreng jreng. Gak kurang dangdut apa tuh? Tapi gak gue bilang. Bukan karena takut dia tambah shock, tapi karena gue ingin mempromosikan sinetron favorit gue: Cinta, baesd on Seandainya Aku Boleh Memilih.

Setiap Selasa malam gue ngamuk kalau pas iklan RCTI diganti. I don’t wanna miss a second of Desy Ratnasari. Bahkan gue sorak-sorak pas dia menang Panasonic Awards. She totally deserved that. Hanya itu film Mira W yang memuaskan hati dramaku ini.


Ih bacaan gue banyak juga ya?

This is one of the reason I thank God I am pengangguran.

1 komentar:

  1. Suka membaca berarti sedang membangun sayap pada pikiran. Membuat pikiran menjadi lebih luas pandangannya.

    "Kalian boleh memenjarakanku dimana saja. Asal dengan buku. Karena bersamanya, aku bebas. [Moh. Hatta]

    5 buku favorit: Rectoverso [Dee], Jangan Main-Main (dengan kelaminmu) [Djenar Maessa Ayu], Edensor [Andrea Hirata], 5 cm [Donny Dirgantoro], Soe Hok-Gie (sekali lagi)

    BalasHapus