Senin, 20 September 2010

Tante-Tante Labil

Sabtu pagi. Mentari bersinar. Tiga tante labil dengan kacamata hitam dua puluh ribuannya melarikan diri dari ibu kota, menuju kota kembang tercinta. Walau kota ini tak lagi dihiasi kembang, masih banyak pakaian dan makanan murah yang mengundang tante-tante labil yang lelah dipecut ibu kota.

Walaupun sudah diperingatkan akan bahaya ramainya arus balik di hari Minggu nanti, Tante-tante tetap bertekad berpetualang demi wedges dan perbajuan. Biar labil, tante-tante harus tetap trendy.

Trendy tapi kere. Karenanya tante-tante lebih bahagia dibawa belanja ke Kings, daripada ke Rumah Mode. Tidak seperti species Jakarta lainnya.

Mumpung masih tante. Mari nikmati hidup. Keburu metong, eh malah jadi mayat labil... aihhhh mayat-mayat kok masih labil? Kuntilanak dong cyinnn?

Perbelanjaan dan penggendutan diselilingi gosip-gosip seputar selebriti.

Film, fame, and fortune, and why they became BFF (Best Friend Forever). At least on the outside. The three of them are so different in the inside.

Seekor perawan gendut cuma mendengarkan setengah tak percaya. Maklumlah dia masih sangat ababil dibandingkan tante lainnya. Belajar hidup pun hanya dari baca blog Yasmin Ahmad. Si perawan terlanjur percaya kalau hidup itu yang penting tulus dan jujur, sisanya datang mengejar.

Terkaget-kaget mendengarkan betapa kelamnya perfilman. Inikah sebabnya kenapa film Indonesia masih kelam? Para pembuatnya pun masih kelam. Jadi penasaran apa kata kru Yasmin Ahmad tentang almarhumah.

"Yah terima aja temen lo ada kekurangan. Lo juga gak sempurna. Lo jangan naif deh," kata tante mengingatkan.

Tapi di blog Yasmin Ahmad nggak gitu dehhhh.

Hhhhh... Susah ngomong ama anak kecil.

Ternyata dia belum jadi tante labil. Masih perawan labil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar