Jumat, 24 September 2010

First Task

"Murid-muridnya gak niat. Kalau ini kelas sekolah wajib sih gue bisa ngerti. Tapi ini kan kursus. Mereka yang milih sendiri. Masa tugasnya masih gak dikerjain?" kata salah seorang mantan dosen yang kapok mengajar.

Ah. Kau terlalu cepat menyerah, Bang. Mereka bukan malas. Hanya kurang pede.

Hadiah terbaik yang bisa diberikan pendidikan adalah percaya diri. Anak-anak harus disemangati agar percaya diri dengan karyanya.

Sampai ketika tugas pertama kelas gue dikumpulkan.

Hard disc saya jebol, Bu.
Bapak saya sakit, Non.
Kak, saya video saya cuma 1 jam.
Gak bawa kabel, Bu.
Besok aja deh bu ngumpulinnya.


Gue langsung loncat-loncat sambil bernyanyi nyaring.

Oh oh astaga apa yang sedang terjadi
Oh oh astaga mau kemana semua ini
Bila kaum muda sudah tak mau lagi peduli
Cepat putus asa dan kehilangan arah


Tapi tentunya hanya dalam hati. Gue gak mau mematahkan semangat mereka.

Hadiah terbaik yang bisa diberikan pendidikan adalah percaya diri. Anak-anak harus disemangati agar percaya diri dengan karyanya.

Mari menanti keajaiban di pengumpulan besok.

Sampai batas waktu, cuma 12 yang ngumpulin tugas. Padahal murid gue hampir 30.
Wiken, cuma nambah 4.

Dan ketika link videonya gue buka...

Oh oh astaga.

Aku tak sanggung lagi bernyanyi.

Hadiah terbaik yang bisa diberikan pendidikan adalah percaya diri. Anak-anak harus disemangati agar percaya diri dengan karyanya.

But no Idol is born without Simon Cowell.

Karenanya, Senin ini gue akan memberitahu kalian betapa karya kalian memalukan. Memalukan bukan karena kalian bodoh. Bukan karena kalian kurang berbakat. Tapi karena kalian malas.

Ada kalanya pendidikan tidak perlu menghadiahi percaya diri.

Oh oh astaga apa yang sedang terjadi
Oh oh astaga mau kemana semua ini


Lebih baik Evaluasi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar