Sejak gue kenal dia, dia selalu ingin jadi penyanyi. Pengennya lagunya ajeb-ajeb mellow, seperti mbak-mbak Jepang idolanya.
Tahun ini, seiring dengan visi misi gue meng-establish-kan Resign Club, mungkin gue harus menginspirasi dia.
“Kalau lo bisa kelarin draft 1 album lo pas gue ulang tahun, lo gak perlu bayar kosan tiga bulan!”
Gue ulang tahun. Album belum selesai. Dan kosan belum dibayar.
“Gue sebaiknya jawab apa ya?” tanya gue meminta saran seorang teman setelah menerima email mellow tentang betapa gagalnya dia merasa.
“Ya the best thing you can do sekarang disemangatin aja. Bilang writer’s block itu biasa. He needs to relax to be creative.”
He needs to relax and… he needs money. Si teman langsung menawarkan pekerjaan membuat flyer untuk 1.5 juta.
“Thank you ya. Biasanya gue nge-charge buat lay out flyer cuma 500 ribu, tapi sekarang gue butuh duit jadi gak gue tolak,” katanya.
“Mungkin passion lo bukan di sana? Mungkin passion lo membuat makanan sehat?” tanya gue takut dia gagal lagi dan malah tambah down. Lebih baik gue belokkan ke hal-hal yang tidak sekompetitif dunia musik.
Notes to myself: I should stop trying to be a hero for him. Maybe this Resign Club thing is not for everyone.
Teringat dulu ketika gue baru resign dari arsitektur, Kak Ria juga selalu menawarkan iklan-iklan lowongan arsitek di koran Singapur. Gue malah semakin keras kepala harus jadi sutradara.
“Iya ya. Mungkin passion gue memang makanan sehat,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar