Rabu, 30 Juni 2010

Soniboni, Diniboni, dan boni-boni lainnya

"Kalau ada wanita lain yang bilang soni baik, belum tentu. Di mata Allah, Soni hanya benar-benar baik kalau dini yang mengatakannya." kata pak ustaz mengakhiri ceramah kawinan soniboni.

Air mata pun mengalir malu-malu dari sudut mataku _ pause bentar , Cek baby cek bulu mata masih aman _ baru gue lanjut menangis lagi. Hik hik huaaaa.

Teringat aku setahun yang lalu perselisihanku dengan soniboni di hadapan udang saus mentega di jalan cilaki. Soniboni yang baru dekat dengan diniboni gue jutekin.

"Pokoknya gue baru percaya kalau lo dah kawin ama dini," seru gue nyinyirita mengingat track record soniboni yang tanpa sengaja menggantung sejumlah korban wanita yang jatuh cinta sia-sia. I think dini deserves better than that.

Dan hari ini the boni's menikah... gue malah nangis-nangis bawang putih. Tidakkah aku bahagia? Jangan-jangan aku masih memendam cinta pada soniboni.

Karenanya, dari panggung kukirimkan sebuah lagu rayuan terakhir kepada soniboni di podium sana ... putuskanlah saja pacarmu.

Ternyata suara merduku gagal membuat soniboni meninggalkan istri barunya. Tapi gue belum pustus harapan. Gue naik podium, nyempil di antara pengantin, dan ikut nyalam-nyalam seolah-olah dini tak nyata. Gagal.

Akhirnya gue menyerah. Mungkin soniboni memang bukan untukku. Lebih baik aku mencari korban lain. First step : rebutan buket bunga.

Pyungggggggg...

Buket terlempar...

Buket sudah dalam radius tangkapan...

Aku bahagia...

Jariku menyentuhnya...

Jodoh sudah di depan mata...

Ternyata bukan jodoh. Atun yang sudah di depan mata.

Menyikut gue dan mengambil buket bungaku.

Gue gak terima!#?!

Atun gue terkam. Berusaha mengambil buket-ku... Jodohku...

Tapi jangan remehkan kekuatan desperate para thirty plus ... buketku melayang dibawa kabur atun.

Ya sudahlah. Mungkin si om ini memang lebih butuh. Kurelakan buketku.

Tapi ternyata adegan penerkaman diabadikan oleh Cina Coon dengan kameranya dan diedarkan secara ilegal di belakangku. Mengurangi pasar potensial calon suami yang ketakutan melihat gue menerkam atun demi sebuket bunga.

Monyet.

4 komentar:

  1. hahahahaha....*ketawagulingguling*

    BalasHapus
  2. kenapa tiap gue cerita sedih, kalian tertawa? Memang comedy is only tragey in disguise. hik.,

    BalasHapus
  3. sumpah ini bikin peut gendut gwe tegang abis nahan ketawaaa sangking ngakaknya....atiiid....lo lucu...!!! (cupcupcup tepuk2 punggung)

    BalasHapus