Selasa, 27 Oktober 2009

15 Jam

Dia akan datang jam 11. Rambut gue dah abis dicatok. Alis gue dah rapi dicabutin. Dan hal gak penting lainnya.

Jam 12, gue kebangun. Belum ada SMS dari dia.

Jam 1, dia mau makan dulu dengan keluarganya=C Gue menunggu sambil membaca tentang nasib cewe2 di afghanistan.

Jam 2, serpihan-serpihan tubuh berterbangan bercampur debu di afghanistan sana. Tapi gue lebih peduli kenapa dia gak ngasih kabar juga. Ditelepon gak dijawab.

Jam 3, gue mulai nangis. Gak penting.

Jam 4, akhirnya ketemu dia. Gue lupa tadi gue nangis.

Jam 5, ngobrol gak penting.

Jam 6, ngobrol gak penting.

Jam 7, ngobrol gak penting.

Jam 8, ngobrol gak penting.

Jam 9, tau2 udah jam 9. Pindah tempat yuk.

Jam 10, ngobrol gak penting.

Jam 11, ngobrol gak penting.

Jam 12, dia gue anter pulang ke hotel. Biar gak jadi labu.

Jam 1, gue gak bisa tidur.

Jam 2, gue gak bisa tidur.

Jam 3, gue sms dia. Gak dibales. Gak bisa tidur.

Jam 4, gue gak bisa tidur. Ini gara2 kopi tadi atau gara2 dia?

Jam 5, gue gak bisa tidur.

Jam 6, gue nelpon dia. ternyata dia udah bangun.

Jam 7, gue jemput dia. Kopi Lay ternyata belum buka. Kita jalan ke Prima Rasa. Nyebrang jalan, asyik. Tangan gue dipegang.

Jam 7.30 balik ke kopi lay. Nyebrang lagi=D

Jam 8, ngobrol gak penting.

jam 9, ke itb. Ngobrol gak penting.

Jam 10, dia motong rambut, ritual sekali setahun. Gue akhirnya ngantuk.

Jam 11, ngobrol gak penting.

Jam 12, bokapnya nyuruh pulang. Baru nyadar ternyata semua obrolan gak penting itu penting.

Jam 1, injury time. Detik2 terakhir sebelum dia sampai ke hotelnya. Pengen ngobrol gak penting, malah bingung. Malah diem.

Last moment syndrome.

Jam 2, ngikutin dia di mobil depan. Pengen ngobrol gak penting.

Mobilnya belok kiri, gue terus. Pengen ikutan belok.

15 jam gak penting bareng dia udah selesai. Diakhiri sebuah SMS yang juga gak penting:

"Eventhough you don't believe in God, I do thank Her for 15 hours I spent with you.

Have a good life in Melbourne, babe. Aminnnn=D"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar