Selasa, 30 Juni 2009

“Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda kalau Tuhan hanya ingin disembah dengan satu cara?”

Banyak sekali jawaban yang saya dapatkan melalui roadshow ini. Semua jawabannya menarik dan meyakinkan dan diucapkan dengan penuh keyakinan yang semua terdengar sama yakinnya walaupun berbeda-beda.

Teringat saya akan suatu cerita tentang beberapa orang buta yang mencoba menggambarkan Gajah.

Si buta yang satu berteriak-teriak yakin kalau Gajah itu seperti ular. Mentang-mentang dia pernah memegang belalai Gajah. Si buta lain yang memegang kaki Gajah dan menganggap Gajah itu seperti batang pohon pasti salah! Apalagi yang memegang telinga Gajah dan menganggap Gajah itu seperti daun teratai. Pasti salah!

Sesungguhnya Gajah terlalu besar untuk bisa digambarkan sendiri oleh si buta-si buta sok tahu ini. Si buta lupa kalau dia masih diperlengkapi telinga. Kalau saja telinganya dipergunakan untuk mendengar si buta- si buta lain, tentunya si buta akan mendapat pemahaman yang lebih utuh tentang Gajah.

Sayang banyak si buta yang tidak lagi mendengar, padahal masih bertelinga.

Untungnya roadshow cin(T)a ini mempertemukan saya dengan banyak si buta lainnya yang telinganya tidak hanya jadi aksesoris. Mereka tidak selalu setuju dengan saya, tapi mereka masih mau mendengar. Mendengarkan mereka, walaupun tidak selalu sejalan dengan saya, menjadi pengalaman baru yang menyejukkan bagi saya. Roadshow ini telah membuka dialog-dialog yang memperbanyak sekali pelajaran bagi tim kecil ini, dan mudah-mudahan bagi yang lain juga.

Ahhh... andai saja kita mau mendengar... mungkin kita masih bisa tertawa bersama-sama.

Hahahaha=P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar