Selasa, 30 Juni 2009

I Was Born To Sing.

Tour UK membawa pencerahan. Gue menemukan legenda hidup gue yang sebenarnya... the very reason God created me in this world.

I was born to sing... and I believe that more than Maribeth!

Lupa sudah awalnya dulu gue menangisi kekerean gue yang tidak mampu mendatangkan Homogenic full team sehingga Homogenic harus tampil tanpa Risa Saraswati, vokalisnya. Untungnya di pemutaran perdana cin(T)a di National Film Theater London, Dina Dellyana mendapat wahyu untuk memberi mic ke gue... dan kutemukanlah destiny gue sebenarnya.

Destiny, Here I Am!

Dina sampai bengong ngeliatin gue nyanyi. Tampaknya dia sangat terpana dengan bakat terpendam gue ini.

“No!!! Please stay in directing!!!” protes Kak Nora sambil tutup kuping.

Memang selalu ada suara-suara sumbang yang mencoba menggoyahkan mimpi lo. Untung gue teringat kata-kata Paulo Coelho: “Saat paling gelap itu adalah saat2 menjelang matahari terbit”

Selain menginspirasi maling-maling yang selalu beroperasi menjelang subuh, kata-kata ini juga menginspirasi gue untuk tetap bernyanyi tak peduli suara sumbang sekitar.

Tiba-tiba suara falcetto ala Bee Gees mengganggu eksistensi gue di Birmingham. Ternyata Mr. Roland Samosir diam-diam juga mengincar posisi sebagai vokalis Homogenic.

Goyangan pantat doi sih oke juga ternyata ... suaranya juga manis dan imut... tapi tampang gue lebih menjual... jadi tetep donggg gue menjadi vokalis Homogenic selama tour UK ini. Yeah, baby!

Di Leeds pun posisi gue terancam oleh seorang Kristy Nelwan. Selain suaranya OK, tampangnya juga cukup menjual. Damn.

Untungnya sound systemnya rusak, jadi gue batal diadu dan masih terus menjadi vokalis Homogenic for the rest of the tour. Bring it on!

Di Manchester gue nyanyi 5 lagu sekaligus. Homogenic is rocking UK! Semua CD Homogenic yang dibawa ke UK terjual habis. Gak sia-sia suara gue abis. Untung Manchester udah kota terakhir.

Sekarang tinggal merencanakan gimana cara ngomongnya ke Risa. She’s been with her for years. It’s not that easy to end it.

“Tid, video-video UK yang lo nyanyi Homogenic jangan di-upload ke internet ya. Ntar album gue gak laku,” pinta Dina Dellyana mengakhiri khayalku.

Aku terpuruk sakit hati. Ternyata Dina malah kembali ke Risa. Aku dicampakkan. Hik! Hik! Huouououououououo...

Tuh kan... bahkan suara tangisan gue pun lebih ok dari Nia Daniati.

Indonesian Idol kapan sih? Biar gue buktikan pada Dina Dellyana kalau suara gue tuh unik dan berkarakter banget. Mungkin kalo Indra Lesmana yang bilang, baru deh doi percaya.

Huououououooooooooo....

Namun semua tinggal ceritaaa... hati yang lukaaaaaaaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar