"Ini gua udah suruh pegawai gua goreng telor putihnya aja. Lu boleh kan? Masaknya pake happy coal, jadi minyaknya ga banyak-banyak."
"Asiiik. Kalau ke rumah tante, pasti makan sehat terus deh."
"Gua tuh seumur hidup kerjaannya nemenin orang sakit terus. Mertua, papinya si Lucky, jantung pan? Udah tahu menderitanya kalau sakit bagaimana. Jadi mending makan harus sehat."
"Kemaren ke Surabaya ada yang sakit, tante?"
"Nggak. Itu ponakan gua ada yang kawinan. Si Lucky gak bisa ya jadi gua sendiri aja.
Sekarang udah cape ngerawat yang sakit. Udah banyak di rumah ajalah. Mau keluar-keluar juga cape."
"Tante emang umur berapa sih?"
"Gua? Ah jangan dikasih tahu. Udah tua."
"Kulitnya masih bagus tapi."
"Iya. Tapi ini udah ada kantong mata. Kalau ini diilangin mungkin bisa kelihatan muda lagi."
"Saya dari kecil gak pernah diajarin milih makanan sih, Tante."
"Makannya yang enak-enak terus ya?"
*ketawa
"Lu orang kalau mau makan ke sini aja, nanti gua masakin."
"Bener nih, Tante? Ntar kalau meeting ama Lucky, di sini aja lah ya? Daripada di kafe-kafe gak ada yang sehat."
"Iya. Ke sini aja. Nanti gua masakin. Tapi lu orang harus bilang sehari sebelumnya biar gua belanja dulu."
"Tante buka kafe aja. Kafe sehat. Pasti banyak yang mau, Tante."
"Isinya nanti lu orang film semua. Hahaha."