1. Biar gak ada artikel Batak Pos berjudul 'sutradara mencari jodoh' di atas foto gue.
"Apa tujuan ito membuat film?" tanya si wartawan yang tak tahu piala citra apa. Bahaya kalau gue jawab menyerempet-nyerempet agama, bisa macam-macam yang dia tulis. Gue jawab aja buat cari jodoh.
Ternyata lebih bahaya.
2. Biar gak kekurangan makan siang
Menasehati mak-mak 55 tahun tentang instropeksi diri dan jangan nyalahin orang lain dapat menyebabkan mogok masak dan berdampak pada kelaparan anak.
Mereka udah tua, lebih tau hidup. Udah gak bisa diubah. Yang muda yang harus berubah.
3. Biar gak dicap 'Kepo Indonesian'
"Boooo... doi tanning di australi, empat hari," lapor gue segera setelah si asisten dosen pergi. Warna coklat rata di dada yang tidak rata itu telah membuat iri seorang pemuda gagal tanning. Dengan gaya sok cuek gak niat nanya, gue berhasil mengorek rahasia kulit indahnya.
Si asisten dosen kembali dan memandu kami berkeliling melihat lukisan affandi yang sekarang menghiasi dinding-dinding kampus negara tetangga.
"I think you really should go for your exhibition," kata gue setelah si asdos selesai menerangkan lukisan dengan mata berbinar-binar.
"I told her before that I wanted to be a painter," kata asdos ke yang lainnya, takut mereka gak ngeh kita bicara apa.
"I know. She told us before," kata Sunny Soon dengan polosnya.
Si asdos bingung.
"She told us about australia too," tambahnya.
Thanks, Sunny.
4. Biar gak jadi top topic di twitter
Gue setuju Indonesia is a beautiful city.
It's not a country. A country should have a government.
5. Biar gak bikin suasana gak enak
Proyek udang di balik batu berlanjut. Seorang mojang sukabumi sedang berusaha di-siregar-kan.
"Kalau Sunny gimana?" tanya si mojang mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Biarin ah. Sunny mah bego," jawab gue.
Sunny melirik sebentar sebelum menunduk lagi.
No lie no defense seringkali memalukan.
That, I can handle.
Tapi bagaimana dengan no lie no defense yang menyakitkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar