Lima puluh orang harakiri di tengah radiasi Fukushima, berusaha agar anak istri di rumah tidak perlu terkena dampak radiasi nuklir tempat kerja mereka.
Bukan hanya anak istri yang menanti mereka, gue juga.
Tanpa mereka, dalam waktu 2 atau 3 hari, gue nun jauh di sini juga akan terkena radiasi> Cacat fisik atau sekedar gangguan pencernaan. Sia-sia lari pagi tiap hari.
Pemimpin negara pun ikut meninjau langsung. Tidak perlu bermuka sesedih mungkin sambil prihatin di TV nasional.
Bencana Fuskushima tiba-tiba menjadi berkat di tangan pemimpin yang tepat. Rakyat Jepang pantas bersuka cita dengan musibah ini. Mereka jadi punya sosok-sosok yang membuat mereka mengerti kenapa hidup ini begitu berarti dilewati, tidak sekedar menunggu mati.
Karena kematian membuat kita mengerti arti hidup.
Radiasi nuklir belum sampai, tapi radiasi energi mereka sudah sampai ke sini.
Ternyata hidup ini cuma proses transfer energi. Energi saling menyemangati.
We are lucky to have one moment of it.
God, thank you for the tsunami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar