"Tuhan, kalau dia pake baju putih berarti dia jodoh gue. Kalau nggak, let us be friends."
Doa gue di suatu malam, lelah menafsir bisik-bisik semesta, terinspirasi doa sukses jodoh saudara itikku. Hari itu sahabatnya sejak SMA datang berbaju putih, dan mereka hidup happily ever after.
I need some sign.
A visual one.
Tapi sejak hari itu, baju putih seakan tiba-tiba haram di kamus fashionista di sekitar sammaria.
Sampai hari ini.
Oh, no.
Kemeja putih.
Jangan dia.
Dipadu dengan batik pink dalam rangka mendukung stronger middle class hasil pemikiran Liguina Hananto.
Ligwina!
Iye. Iye.
"Adiknya temen gue di Perancis. Gue dikasih bukunya."
Hidup kok berencana? Gue gak akan kekurangan.
"Gue maunya threesome. Tapi dua cewe satu cowo."
Gue maunya satu! Gak mau bagi-bagi. Gak mau ganti-ganti.
"Kalau nulis pake bahasa indonesia, lebih gampang karena dia bisa jadi cewe atau cowo."
Dia cewe, btw.
"Sembilan bulan lagi gue mau ke Inggris. Sebelumnya nikah dulu."
Untung dia gak mau ama gua.
Kayanya gue doanya kaos putih deh. Bukan kemeja putih.
Atau tank top putih.
Bukan kemeja putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar