Mereka bilang dia monyet.
Ternyata dia seorang nenek seksi beranak cina dan bercucu cina.
"Setidaknya anak lo gak cina , jadi gue bisa bawa cucu jenis lain ke kuburan babe," katanya kepada sang adik yang tak kalah seksi, mengenang salah satu sutradara terhebat Indonesia.
Gue cuma tertawa-tawa, bersukacita bisa berada di antara manusia-manusia yang bisa berkata-kata cina tanpa terasa menghina.
"Lumayan kan duitnya buat susu cucu," kata si nenek seksi mengawali diskusi bagaimana caranya 'memperjuangkan' insentif para pemenang piala.
Tak heran dia susah payah mengumpulkan kami semua. Si nenek pialanya dua. 2x 20 juta.
"Sutradara dapat 50 juta," kata DoP terbaik yang menang piala tiga kali.
Si nenek seksi tambah semangat. 50 + 20 juta bagi 2.
Enough susu buat si cucu.
"Ini bukan masalah uang. ini masalah hak!" kata sutradara terbaik berpiala dua, berinsentif 100+50 juta.
Gue cuma duduk di sana, senyum-senyum bahagia.
Tadinya gue udah males dateng ke pertemuan ini. Gue kira cuma gue filmmaker nestapa yang butuh 20 juta. Yang lainnya udah pada kaya.
Ternyata mereka juga tak gengsi ikutan nestapa.
Norak deh gua. Gua senyum-senyum bahagia karena gua duduk tertawa-tawa bersama sutradara terbaik, DoP terbaik, art director terbaik, editor terbaik, sound designer terbaik, scoring terbaik...
Jadi lupa gua butuh 25... eh 20 eh berapa sih insentif gua?
"Ini sammaria dan lisa mau pulang dulu," kata si nenek seksi.
Males pulang. Pengen stay lebih lama mendengarkan mereka. Tapi gue terlanjur janji mengantar Lisa, si penulis skenario terbaik, pulang ke rumah emaknya.
"Kalau ada proyek, ajak-ajak aja," kata si DoP berpiala tiga.
"Gak mampu bayar, bang."
"Tenang aja. Mereka baek-baek kok," kata si nenek seksi membela.
"Mereka ini lagi mau bikin film nyari 10 ribu orang buat eksekutif produsernya," sambung si nenek seksi pada adiknya.
"Oh ya? Udah kekumpul berapa?"
"Dua puluh lima." jawab ku bangga.
"Duapuluh lima ribu? " tanyanya takjub.
"Dua puluh lima orang," jawabku tetap bangga.
Tinggal nyari 9975 orang lagi biar gue bisa bikin film gue.
"Film kita!" seru si nenek seksi yang resmi jadi EP ke - 25 dan mulai menancapkan kuku-kuku kepemilikan pada film KAMI ini.
The destruction of indie movie starts with a film by.
The rise of it starts with "a film by 10001 EP".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar