Tralala trilili. Gue mau nonton Romeo Juliet. Ceritanya gak jauh beda ama film gue, cinta beda agama. Yang satu agamanya Viking, yang satu The Jak. Tuhan dan keluarga merestui hubungan mereka, tetapi sepak bola tidak.
Ternyata film ini dilarang beredar di Bandung. Kabarnya karena ada sebagian masyarakat yang menganggap film ini menghina masyarakat Sunda. Polisi takut film ini akan menimbulkan keresahan pada masyarakat bla bla bla.
Akhirnya Ucup, si sutradara, bikin private screening di Blitz dengan mengundang pihak-pihak yang merasa dihina, terutama komunitas Viking. Para wakil yang diundang menonton akhirnya datang. Bukan untuk menonton, tapi untuk ngegebukin sutradaranya.
Screening dibatalkan.
Sebagai orang Bandung, gue merasa malu. Ini adalah bukti kami tidak cukup dewasa menerima pendapat orang lain. Kami membiarkan minoritas radikal bersuara lantang dan menyetir keputusan di kota ini. Sementara mayoritas yang sebenarnya tidak radikal ternyata tidak cukup punya keberanian... atau kepedulian.
Di usianya yang sudah aki-aki, Bandung melewatkan satu lagi momen untuk tumbuh dewasa.
bukannya orang indonesia ga pernah merasa dewasa??? :D
BalasHapusBukan dalam hal ini saja, banyak hal yang menunjukkan betapa tidak sportifnya orang indonesia. Walaupun sejak SD udah diajarin untuk menghargai pendapat orang lain, tapi tetep saja orang Indonesia sering merasa diri paling benar. menyedihkan (Dipandang dari sudut pandang negatif)
hehehehe...tid makanya si PERSIB kagak (lagi lagi) main di bandung yang katanya kandanganya...karena setiap main di kandang selalu KALAH dan itu akibat si viking nya....dasar!!!
BalasHapustid, capek dengan yang kayak ginian...
BalasHapuskapan orang2 bisa mulai terbuka pikirannya dan gak cuman diomongan doang..
bilangnya bangsa yang maju dan modern..
tapi balik2 ke kepentingan sepihak dan politik sambil bawa2 agama dan adat.. MUAK!
^^ maaf emosi..